Software atau sistem operasi rahasia yang dirancang khusus untuk mendukung komputer Korea Utara.
Dua peneliti yang bernama Niklaus Schiess dan Florian Grunow, berhasil mengungkap software atau Sistem Operasi rahasia yang dirancang khusus untuk mendukung komputer Korea Utara. Sistem ini dibangun untuk menjaga komputer Korea Utara terhindar dari praktek pencurian data dan penyadapan komunikasi.
Seperti diberitakan oleh Independent, Selasa (29/12/2015), software ini dikenal dengan nama Red Star OS, berbasis Linux, dan terlihat mirip dengan Mac OS. Tapi, Red Star OS terdiri dari beberapa teknologi khusus, yang memungkinkan negara tersebut untuk mengontrol komputer secara langsung.
Para peneliti menjelaskan, Sistem Operasi ini juga sudah didukung teknologi pelindung, yang dapat mencegah warga Korea Utara melakukan perubahan pada Sistem Operasi komputer mereka. Sebuah teknologi tersembunyi yang berfungsi untuk menghentikan kerja komputer secara langsung ketika terjadi perubahan, juga dipasang pada Red Star OS.
Pihak berwenang Korea Utara mampu memonitor secara langsung semua aktifitas dan perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem. Bahkan dapat mengetahui siapa yang membuat file dan membuka file, dengan menggunakan "fitur watermarking". Fitur ini akan mengeprint semua yang dilakukan pengguna dalam bentuk kode khusus, Jelas peneliti.
Tampilan komputer Korea Utara tetap terlihat seperti sistem regular yang ada. Terinspirasi dari Mac OS, Sistem Operasi Red Star, juga dilengkapi dengan software pendukung untuk keperluan pengolahan dokumen, dan software multimedia lengkap.
Hanya saja sebagian besar fitur Red OS dirancang untuk keamanan. Agar dokumen penting tetap aman, para insinyur Korea Utara membuat teknologi sendiri dan memasukan tools-tools yang sudah di enkripsi.
Setelah melihat bagian dalam Sistem Operasi komputer Korea Utara, para peneliti mengungkapkan, hampir semua bagian Red Star menggunakan open source, dimana ini adalah sebuah sistem linux yang dapat digunakan secara gratis. "Mereka menggunakan bagian-bagian dari linux, dimana linux sendiri mendukung kebebasan berbicara", kata salah satu peneliti.
Beberapa bagian khusus pada Sistem Operasi Red Star, berfungsi untuk membuat komputer Korea Utara benar-benar memiliki keamanan ekstra, dan mencegah orang-orang atau negara lain yang ingin melakukan pengintaian dokumen atau surat. Namun, Niklaus Schiess dan Florian Grunow, mengatakan bahwa,"fitur dan software pendukung pada Red Star OS dibuat untuk keperluan pengawasan dan penindasan".
Teknologi pada Red Star OS tidak dapat digunakan di luar negeri, karena Red Star OS hanya terintegrasi oleh server yang terletak di Korea Utara, dan tidak dapat diakses dari seluruh dunia.
Seperti diberitakan oleh Independent, Selasa (29/12/2015), software ini dikenal dengan nama Red Star OS, berbasis Linux, dan terlihat mirip dengan Mac OS. Tapi, Red Star OS terdiri dari beberapa teknologi khusus, yang memungkinkan negara tersebut untuk mengontrol komputer secara langsung.
Para peneliti menjelaskan, Sistem Operasi ini juga sudah didukung teknologi pelindung, yang dapat mencegah warga Korea Utara melakukan perubahan pada Sistem Operasi komputer mereka. Sebuah teknologi tersembunyi yang berfungsi untuk menghentikan kerja komputer secara langsung ketika terjadi perubahan, juga dipasang pada Red Star OS.
Pihak berwenang Korea Utara mampu memonitor secara langsung semua aktifitas dan perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem. Bahkan dapat mengetahui siapa yang membuat file dan membuka file, dengan menggunakan "fitur watermarking". Fitur ini akan mengeprint semua yang dilakukan pengguna dalam bentuk kode khusus, Jelas peneliti.
Tampilan komputer Korea Utara tetap terlihat seperti sistem regular yang ada. Terinspirasi dari Mac OS, Sistem Operasi Red Star, juga dilengkapi dengan software pendukung untuk keperluan pengolahan dokumen, dan software multimedia lengkap.
Hanya saja sebagian besar fitur Red OS dirancang untuk keamanan. Agar dokumen penting tetap aman, para insinyur Korea Utara membuat teknologi sendiri dan memasukan tools-tools yang sudah di enkripsi.
Setelah melihat bagian dalam Sistem Operasi komputer Korea Utara, para peneliti mengungkapkan, hampir semua bagian Red Star menggunakan open source, dimana ini adalah sebuah sistem linux yang dapat digunakan secara gratis. "Mereka menggunakan bagian-bagian dari linux, dimana linux sendiri mendukung kebebasan berbicara", kata salah satu peneliti.
Beberapa bagian khusus pada Sistem Operasi Red Star, berfungsi untuk membuat komputer Korea Utara benar-benar memiliki keamanan ekstra, dan mencegah orang-orang atau negara lain yang ingin melakukan pengintaian dokumen atau surat. Namun, Niklaus Schiess dan Florian Grunow, mengatakan bahwa,"fitur dan software pendukung pada Red Star OS dibuat untuk keperluan pengawasan dan penindasan".
Teknologi pada Red Star OS tidak dapat digunakan di luar negeri, karena Red Star OS hanya terintegrasi oleh server yang terletak di Korea Utara, dan tidak dapat diakses dari seluruh dunia.